Bruntusan di wajah memang tidak sebesar jerawat, tapi tetap membuat tidak nyaman. Permukaan kulit terasa kasar, penuh bintik-bintik kecil, dan makeup pun sulit menempel rata.
Meski tampak ringan, bruntusan bisa menjadi tanda bahwa kulit Anda sedang tidak seimbang – dan seringkali dipicu oleh kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari merusak kondisi kulit.
Apa saja penyebab bruntusan yang sering diabaikan? Simak daftar berikut, lengkap dengan solusi dan tips perawatan agar kulit kembali mulus dan sehat.
1. Penggunaan Skincare yang Tidak Sesuai Jenis Kulit
Setiap kulit punya kebutuhan yang berbeda. Ketika Anda menggunakan produk skincare yang terlalu berat (misalnya krim oklusif untuk kulit berminyak), atau bahan aktif yang terlalu keras (seperti retinol tanpa pelembap yang cukup), kulit bisa bereaksi dengan munculnya bruntusan akibat iritasi atau pori-pori tersumbat.
Solusi:
- Pilih produk non-comedogenic, sesuai jenis kulit (kering, berminyak, sensitif, kombinasi).
- Lakukan patch test sebelum mencoba produk baru.
- Hindari layering terlalu banyak bahan aktif sekaligus (misalnya AHA + retinol + vitamin C dalam satu rutinitas).
2. Jarang atau Salah Melakukan Eksfoliasi
Penumpukan sel kulit mati adalah penyebab umum pori-pori tersumbat. Jika Anda jarang melakukan eksfoliasi, atau justru menggunakan scrub yang terlalu kasar, kulit bisa mengalami iritasi dan memunculkan bruntusan.
Solusi:
- Lakukan eksfoliasi kimiawi (AHA/BHA) 1–3 kali seminggu tergantung kebutuhan kulit.
- Hindari penggunaan scrub dengan butiran besar yang bisa melukai kulit.
- Gunakan produk eksfoliasi lembut seperti toner dengan glycolic acid atau serum salicylic acid.
3. Tidak Membersihkan Wajah dengan Benar
Salah satu penyebab paling umum bruntusan adalah sisa makeup, sunscreen, atau kotoran yang tidak terangkat sempurna.
Hal ini bisa menyumbat pori-pori dan menciptakan tekstur kasar di wajah.
Solusi:
- Terapkan double cleansing, terutama saat memakai makeup atau sunscreen.
- Gunakan pembersih wajah yang lembut tapi efektif, dan tidak membuat kulit kering.
- Hindari mencuci wajah dengan air terlalu panas atau terlalu dingin.
4. Polusi dan Lingkungan yang Kotor
Partikel polusi yang menempel di wajah bisa menyumbat pori dan merusak skin barrier. Apalagi jika Anda tinggal di kota besar dengan kualitas udara buruk, kulit menjadi lebih rentan terhadap mikropartikel dan radikal bebas.
Solusi:
- Rutin membersihkan wajah setelah beraktivitas di luar ruangan.
- Gunakan skincare yang mengandung antioksidan seperti vitamin C atau green tea.
- Tambahkan moisturizer pelindung dan sunscreen ber-SPF tinggi untuk membentengi kulit dari polusi.
5. Kebiasaan Menyentuh Wajah atau Ganti Sarung Bantal yang Jarang
Tangan kotor atau benda yang menyentuh wajah (ponsel, sarung bantal, handuk) bisa menjadi sarang bakteri yang memperburuk kondisi kulit.
Bakteri ini dapat memicu peradangan dan menyebabkan bruntusan atau breakout ringan.
Solusi:
- Cuci tangan sebelum menyentuh wajah.
- Rutin ganti sarung bantal dan handuk wajah minimal 1–2 kali seminggu.
- Bersihkan layar ponsel secara berkala dengan tisu antiseptik.
Cara Mengatasi dan Mencegah Bruntusan
- Gunakan skincare dengan bahan menenangkan seperti centella asiatica, niacinamide, atau chamomile.
- Jaga hidrasi kulit dengan pelembap ringan agar barrier tetap sehat.
- Perhatikan asupan makanan: kurangi konsumsi makanan tinggi gula dan minyak.
- Tidur cukup dan kelola stres, karena hormon stres bisa memicu gangguan kulit.
Bruntusan bisa jadi tanda kulit sedang kewalahan akibat pori-pori tersumbat atau perawatan yang kurang tepat.
Banyak orang tidak sadar bahwa kebiasaan kecil seperti salah pilih skincare, kurang bersih saat cuci muka, hingga jarang ganti sarung bantal bisa menjadi pemicu utamanya.
Dengan memperbaiki kebiasaan dan menggunakan produk yang sesuai, Anda bisa mengembalikan tekstur kulit yang halus dan sehat.
Jangan abaikan tanda-tanda kecil dari kulit Anda – karena perubahan sederhana bisa menghasilkan perbedaan besar.












