Rowo Bayu di Banyuwangi menawarkan keindahan alam yang menakjubkan, suasana mistis yang penuh legenda, serta sejarah yang dalam.
Di ujung timur Pulau Jawa, tepatnya di Banyuwangi, terdapat sebuah destinasi wisata yang semakin populer, yaitu Rowo Bayu.
Terletak di kawasan Hutan Petak 8, sekitar 800 meter di atas permukaan laut, Rowo Bayu merupakan sebuah danau yang menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan dan suasana yang damai, jauh dari keramaian kota.
Namun, yang membuat tempat ini semakin menarik adalah kisah mistis yang menyelimutinya, menjadikannya salah satu destinasi wisata unik yang memadukan keindahan alam dan cerita legenda yang kental.
Lokasi Rowo Bayu bukan hanya sekadar tempat wisata alam, tetapi juga memiliki sejarah yang panjang, yang tak hanya menggugah minat para wisatawan, tetapi juga menambah keunikan tempat ini.
Jika Anda mencari tempat yang tidak hanya menawarkan ketenangan tetapi juga tantangan dengan sedikit nuansa misteri, Rowo Bayu adalah pilihan yang tepat.
Keindahan Alam Rowo Bayu
Pulau Siladen menyuguhkan pesona alam yang sangat memikat. Dikelilingi oleh pepohonan hijau yang rimbun dan udara yang sejuk, Rowo Bayu menawarkan pemandangan yang menenangkan dan menyegarkan.
Danau yang terletak di tengah hutan ini memiliki air yang jernih, sehingga memungkinkan pengunjung untuk menikmati keindahan alam di sekitarnya.
Tidak hanya itu, suasana yang tenang dan jauh dari kebisingan perkotaan menjadikan Rowo Bayu tempat yang ideal untuk melarikan diri sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.
Rowo Bayu dikelilingi oleh pepohonan besar yang memberi keteduhan, menciptakan suasana alami yang sangat cocok untuk bersantai, berjalan-jalan, atau bahkan berenang.
Lokasi yang masih jarang diketahui ini memberikan pengalaman yang lebih intim dengan alam, jauh dari keramaian destinasi wisata mainstream.
Sejarah dan Asal-Usul Rowo Bayu

Selain keindahan alamnya, Rowo Bayu juga dikenal dengan sejarah yang mendalam. Tempat ini pernah menjadi saksi dari Perang Bayu pada abad ke-18, sebuah konflik antara pasukan VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) dan Kerajaan Blambangan.
Pada saat itu, VOC menyerang Blambangan dengan tujuan untuk memecah belah kerajaan tersebut dengan Bali dan melaksanakan Islamisasi.
Namun, serangan ini mendapat perlawanan dari masyarakat Blambangan, yang akhirnya memicu terjadinya Perang Bayu.
Dalam peperangan ini, banyak nyawa yang melayang dan pertempuran ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Blambangan.
Selain menjadi saksi dari perang besar, Rowo Bayu juga menjadi tempat pertapaan Prabu Tawang Alun, raja terkenal dari Kerajaan Blambangan.
Setelah mengalah dan memberi tahta pada adiknya demi menjaga perdamaian, Prabu Tawang Alun menerima bisikan spiritual untuk meninggalkan kerajaan dan mengasingkan diri.
Dengan petunjuk seekor harimau putih, beliau menuju Rowo Bayu untuk menjalani kehidupan sebagai seorang pertapa. Kisah ini menjadikan Rowo Bayu tidak hanya sebagai tempat bersejarah, tetapi juga sebagai lokasi spiritual yang sarat makna.
Rowo Bayu: Tempat Pertapaan Prabu Tawang Alun
Dalam sejarah Kerajaan Blambangan, Prabu Tawang Alun adalah tokoh sentral yang dikenal dengan kebijaksanaan dan kesetiaannya pada rakyat.
Dikenal sebagai anak tertua dari raja, Prabu Tawang Alun seharusnya menjadi pemimpin kerajaan.
Namun, karena merasa adiknya lebih layak memimpin, dia memilih untuk mengalah dan memberi tahta kepada adiknya. Sebagai balasan atas ketulusan hatinya, Sang Hyang Widhi (Tuhan) memerintahkan agar ia pergi ke hutan untuk mencari pencerahan.
Melalui petunjuk seekor harimau putih, Prabu Tawang Alun menemukan Rowo Bayu, sebuah tempat yang kemudian menjadi titik awal bagi perjalanan spiritualnya.
Di sana, ia mendirikan kerajaan kecil dan menjalani kehidupan pertapaan. Rowo Bayu pun menjadi saksi bisu dari proses pertapaan yang membawa Prabu Tawang Alun menuju pencerahan batin.
Penjaga Rowo Bayu: Ki Jalu

Tidak hanya dikenal karena keindahan alam dan sejarahnya, Rowo Bayu juga memiliki cerita mistis yang kental. Konon, Ki Jalu adalah makhluk penjaga yang menguasai kawasan Rowo Bayu.
Tidak ada yang tahu pasti bentuk atau rupa Ki Jalu, namun legenda mengatakan bahwa ia adalah sosok yang sangat kuat dan mistis.
Hanya sedikit orang yang bisa melihat Ki Jalu, dan mereka yang mengalaminya seringkali merasa pingsan atau merasa terguncang oleh energi yang ditimbulkannya.
Selain Ki Jalu, ada pula Eyang Resi Sumilir dan Nyai Resek yang dipercaya menjadi penjaga lain di Rowo Bayu.
Cerita-cerita tentang kehadiran mereka semakin menambah nuansa mistis yang membuat tempat ini menjadi lebih menarik bagi para wisatawan yang ingin merasakan pengalaman yang lebih mendalam.
Kisah Mistis di Rowo Bayu
Rowo Bayu juga dikenal karena kisah-kisah mistis yang sering dibagikan oleh pengunjung. Banyak orang yang mengklaim mengalami kejadian-kejadian aneh dan seram saat berkunjung ke sana.
Salah satu kisah yang terkenal adalah penampakan macan jadi-jadian, seperti Macan Gading dan Macan Ireng. Konon, kedua macan ini menjadi penjaga kawasan Rowo Bayu dan sering terlihat oleh orang-orang yang mengunjungi tempat tersebut.
Tidak hanya itu, beberapa wisatawan juga menceritakan pengalaman mistis mereka, seperti dikejar oleh sosok laki-laki tua dengan arit, atau melihat penampakan sosok berjubah hitam yang muncul dari kabut tebal.
Semua kisah ini membuat Rowo Bayu semakin terkenal sebagai tempat yang penuh misteri, menambah daya tarik wisata mistis di Banyuwangi.
Sejarah Rowo Bayu dan Kerajaan Blambangan
Sejarah Rowo Bayu sangat erat kaitannya dengan Kerajaan Blambangan yang pernah berjaya di wilayah Banyuwangi. Pada tahun 1767, VOC melancarkan ekspedisi militer untuk menguasai Blambangan yang pada saat itu memiliki hubungan kuat dengan Bali.
Setelah VOC berhasil mengalahkan pasukan Bali, mereka melancarkan Jawanisasi dan Islamisasi di Blambangan, yang memicu pemberontakan dari rakyat Blambangan, salah satunya yang dipimpin oleh Jagapati.
Perang antara pasukan VOC dan pasukan Blambangan ini semakin memanas, dan pada tahun 1771, setelah banyak pertempuran besar, VOC akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Blambangan.
Namun, Rowo Bayu tetap menjadi tempat yang menyimpan kenangan sejarah dan mistis dari masa lalu, sebagai saksi dari pertarungan besar dan perjalanan spiritual Prabu Tawang Alun.
Rowo Bayu Sebagai Destinasi Wisata

Saat ini, Rowo Bayu telah berkembang menjadi destinasi wisata yang menarik di Banyuwangi. Pengunjung tidak hanya datang untuk menikmati keindahan alamnya, tetapi juga untuk merasakan atmosfer mistis yang menyelimuti tempat ini.
Dengan suasana yang sejuk dan tenang, serta pemandangan alam yang indah, Rowo Bayu menawarkan pengalaman liburan yang berbeda dan unik.
Pengunjung bisa menikmati ketenangan dan keindahan alam sekitar danau, berkeliling dengan perahu, atau melakukan hiking di sekitar hutan yang mengelilingi Rowo Bayu.
Bagi mereka yang tertarik dengan cerita mistis, Rowo Bayu juga memberikan sensasi yang luar biasa, dengan penampakan dan kejadian aneh yang konon bisa dirasakan oleh beberapa pengunjung.
Akses dan Lokasi Rowo Bayu
Rowo Bayu terletak sekitar 10 km dari pusat Kota Banyuwangi dan dapat dicapai dengan kendaraan pribadi dalam waktu sekitar 20-30 menit.
Lokasi ini terletak di Kawasan Hutan Petak 8, dengan ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut, memberikan suhu yang sejuk dan nyaman sepanjang tahun.
Pengunjung disarankan untuk berhati-hati selama perjalanan karena medan yang kadang cukup menantang, namun perjalanan ini akan sangat sepadan dengan keindahan dan pengalaman yang akan didapatkan.
Sebagai kawasan wisata yang kaya akan sejarah dan keindahan alam, Rowo Bayu di Banyuwangi menawarkan pengalaman yang unik bagi para pengunjung.
Selain pesona alamnya yang memukau, kawasan ini juga menyimpan cerita-cerita sejarah yang tak kalah menarik untuk dijelajahi. Dengan suasana yang tenang dan udara yang segar, Wisata Kawah Ijen menjadi destinasi ideal untuk melepas penat sekaligus memperdalam pengetahuan tentang kekayaan budaya lokal.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati pesona Rowo Bayu yang penuh makna dan keindahan alamnya yang menawan.