Sakit pinggul sering kali dianggap hal biasa, apalagi bagi perempuan yang aktif beraktivitas. Tapi tahu nggak sih, rasa nyeri di bagian pinggul ini bisa jadi pertanda serius lho, bukan sekadar pegal karena terlalu lama duduk atau kelelahan.
Buat kamu yang sering mengeluh sakit pinggul, penting banget untuk tahu penyebabnya sejak dini. Yuk, simak 7 penyebab sakit pinggul pada perempuan yang wajib kamu waspadai!
1. Tanda Menstruasi atau Gangguan Reproduksi
Salah satu penyebab umum sakit pinggul pada perempuan adalah menjelang atau selama menstruasi. Nyeri ini terjadi karena kontraksi pada rahim yang bisa menjalar ke area pinggul dan punggung bawah.
Namun, jika rasa sakitnya:
- Terlalu intens
- Berlangsung lama
- Disertai siklus haid tidak normal
…bisa jadi itu bukan nyeri haid biasa, melainkan endometriosis, kista ovarium, atau gangguan reproduksi lainnya.
2. Kehamilan atau Masalah Saat Kehamilan
Saat hamil, tubuh mengalami banyak perubahan – termasuk tekanan ekstra di area pinggul. Hal ini wajar, apalagi di trimester kedua dan ketiga. Tapi jika rasa sakitnya:
- Disertai pendarahan
- Terasa tajam dan tidak kunjung hilang
- Menyulitkan untuk berjalan atau berdiri
Segera periksa ke dokter. Bisa jadi itu tanda komplikasi seperti kelainan ligamen, kehamilan ektopik, atau bahkan risiko keguguran.
3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK adalah masalah yang umum dialami perempuan, karena letak uretra yang lebih pendek. Kalau kamu mengalami:
- Sakit pinggul bagian bawah
- Rasa panas saat buang air kecil
- Sering ingin ke toilet
Kemungkinan besar kamu mengalami ISK. Jangan dianggap sepele, ya. Jika tidak ditangani, infeksi bisa menjalar ke ginjal dan memperparah gejala nyeri.
4. Cedera atau Aktivitas Berat
Aktivitas fisik yang terlalu berat atau salah posisi saat mengangkat barang bisa menyebabkan:
- Ketegangan otot panggul
- Cedera sendi
- Peradangan ligamen
Ini penyebab umum bagi kamu yang aktif olahraga, sering berdiri lama, atau baru mulai latihan berat tanpa pemanasan.
Rasa sakit pinggul karena cedera biasanya terasa tajam dan menusuk saat bergerak.
5. Osteoporosis dan Gangguan Tulang
Osteoporosis bisa menyerang tulang pinggul dan menyebabkan nyeri bahkan fraktur ringan. Kondisi ini makin rentan terjadi seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause.
Gejala lainnya bisa meliputi:
- Nyeri konstan di bagian panggul
- Sulit bergerak atau berjalan
- Perubahan postur tubuh
Cek kepadatan tulang secara berkala, terutama jika kamu punya riwayat keluarga dengan osteoporosis.
6. Kurang Cairan atau Hidrasi
Kurang minum air putih bisa menyebabkan otot-otot di tubuh, termasuk area pinggul, jadi kaku dan mudah nyeri. Selain itu, dehidrasi juga bisa memperburuk gejala infeksi atau mempercepat kelelahan otot.
Solusinya simpel: minum air putih minimal 8 gelas per hari, apalagi jika kamu aktif bergerak.
7. Kanker Serviks atau Gangguan Serius Lainnya
Yang terakhir ini penting banget untuk diwaspadai. Kanker serviks pada tahap lanjut bisa menimbulkan nyeri di area pinggul, terutama jika tumor sudah menekan saraf di sekitarnya.
Gejala lain yang menyertai bisa berupa:
- Keputihan tidak normal
- Perdarahan di luar siklus haid
- Nyeri saat berhubungan intim
Kalau kamu mengalami kombinasi gejala ini, jangan tunda untuk periksa ke dokter dan lakukan pemeriksaan pap smear secara rutin.
Kapan Harus ke Dokter?
Kamu sebaiknya segera berkonsultasi jika:
- Rasa sakit pinggul berlangsung lebih dari seminggu
- Disertai demam, mual, atau gejala lainnya
- Memburuk saat duduk, berdiri, atau berjalan
Lebih cepat ditangani = lebih cepat sembuh!
Sakit pinggul pada perempuan bisa berasal dari hal sederhana sampai penyakit serius. Mengenali penyebabnya adalah langkah awal untuk menentukan penanganan yang tepat.
Jadi, kalau pinggul kamu mulai terasa nggak nyaman, jangan diabaikan ya. Dengarkan tubuhmu, jaga gaya hidup sehat, dan jangan ragu berkonsultasi ke dokter.
